Langsung ke konten utama

Rumah untuk Wartawan

Tim Diberi Tenggat 3 Bulan

Wednesday, 11 February 2009
PALEMBANG(SINDO) – Tidak mau lahan seluas 380,5011 ha hilang karena diserobot warga,Pemprov Sumsel membentuk tim terpadu yang diberi waktu tiga bulan untuk menyelamatkan aset itu.

Hal tersebut terungkap dalam paparan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional (Kanwil BPN) Provinsi Sumsel setelah serangkaian inventarisasi bersama Pemprov Sumsel belum lama ini. Rapat yang berlangsung di ruang rapat Bina Praja Provinsi Sumsel tersebut dipimpin Wakil Gubernur (Wagub) Sumsel Eddy Yusuf didampingi Asisten Pemerintahan Setda Provinsi Sumsel Mukti Sulaiman, mantan Asisten Pemerintahan Abdul Shobur, serta beberapa asisten lainnya.

Dari BPN, hadir Kepala Kanwil BPN Provinsi Sumsel Suhaily Syam beserta jajarannya. “Total tanah milik Pemprov Sumsel di kawasan Jakabaring seluas 1.325 ha.Seluas 1.099,51 ha telah dibebaskan dan sisanya 225,49 ha belum dibebaskan,”ujarnya di Pemprov Sumsel kemarin.

Dari 1.099,51 ha itu,Pemprov Sumsel hanya menguasai 794,51 ha. Sementara sisanya, seluas 120 ha milik PT Sekawan Kontrindo dan 185 ha dikuasai PT Amen Mulia. Di samping itu,dari 794,51 ha itu, seluas 279,0089 ha sudah dimanfaatkan dan hanya seluas 515,5011 ha yang belum dimanfaatkan.

Tanah yang belum dimanfaatkan itulah yang rentan penyerobotan oleh pihakpihak lain. Bahkan, dari 515,5011 ha itu, seluas 380,5011 ha telah diserobot pihak lain, dalam hal ini masyarakat. Menanggapi hasil paparan tersebut,Wagub Sumsel Eddy Yusuf meminta aset berupa lahan tersebut harus dipertahankan dan jika telah terlanjur diserobot harus kembali lagi.

“Tanah ini milik pemprov dan harus kembali ke pemprov,”tandasnya. Di antara 380,5011 ha yang diserobot, termasuk sekitar 50 ha lahan tersebut, untuk lokasi 1.000 rumah murah bagi guru,TNI/Polri,dan wartawan. Untuk itu, Gubernur Sumsel Alex Noerdin telah mengeluarkan SK pembentukan tim terpadu untuk menyelesaikan permasalahan lahan yang diserobot.

Tim tersebut dipimpin langsung Asisten Administrasi dan Umum Setda Provinsi Sumsel Yusri Effendi Ibrahim. Ke depan, tugas tim tersebut, antara lain menginventarisasi lahan, mengumpulkan seluruh data atas hak tanah pemprov yang bermasalah, membuat surat peringatan kepada penyerobot untuk segera melepas. (berli zulkanedi)

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/212646/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Sinar Harapan

LINTAS SEJARAH SINAR HARAPAN Sinar Harapan terbit perdana pada tanggal 27 April 1961. Tokoh – tokoh yang terlibat dalam upaya pendirian Sinar Harapan adalah : Dr. Komang Makes; Lengkong; Ds. Roesman Moeljodwiatmoko; Simon Toreh; Prof. Dr. Soedarmo; J.B. Andries; Dr. J. Leimena; Supardi; Ds. Soesilo; Ds. Saroempaet; Soehardhi; Ds.S. Marantika; Darius Marpaung; Prof. Ds. J.L.Ch. Abineno; J.C.T. Simorangkir SH; Ds. W.J. Rumambi; H.G. Rorimpandey; Sahelangi; A.R.S.D. Ratulangi; Dra. Ny. B. Simorangkir Pada awal pendirian, H.G. Rorimpandey dipercaya sebagai Pemimpin Umum, sedangkan Ketua Dewan Direksi adalah J.C.T Simorangkir dan Pelaksana Harian adalah Soehardhi. Pada awalnya (27 April 1961), oplah Sinar Harapan hanya sekitar 7.500 eksemplar. Namun pada akhir tahun 1961, oplahnya melonjak menjadi 25.000 eksemplar. Seiring dengan perkembangan waktu, Sinar Harapan terus berkembang menjadi koran nasional terkemuka serta dikenal sebagai “raja koran sore”. Sebagai ilustrasi, pada tahu

Sejarah Sumatera Ekspres

Sejarah Sumatera Ekspres: http://bukuteje.blogspot.com/2009_02_01_archive.html PENULIS: T Junaidi Sejarah Harian Sumatera Ekspres & 15 Tahun Bersama Jawa Pos Group Detik-Detik Menegangkan di Ruang Redaksi ---------------------------- Lay out & Artistik : T Junaidi dan Hellendri Fotografer : H Dulmukti Djaja Penerbit : PT Citra Bumi Sumatera Percetakan : JP Book ---------------------------------------------------------------------------- I. Kata Pengantar H Suparno Wonokromo (CEO Jawa Pos Indonesia Timur) II. Pengantar (Penulis, T Junaidi) III. DAFTAR ISI 1. Negosiasi Buntu, Hanya Ada Satu Kata MOGOK! 2. Ya Wartawan, Ya Sirkulasi, Ya Advertising 3. ’Hoki’ Era Reformasi 4. Kantor Terburuk di ’Dunia’, Kini Gedung Graha Pena 5. ’Embrio’ Sumeks Menjelma Gurita 6. Sumeks Juara I Perwajahan Jawa Pos Group 7. Wajah Media Cermin Manajemen Redaksi IV. CATATAN HARIAN - Dari Titik Nol 8. Muntako BM, Jual Kursi untuk Selamatkan SIUPP Sumatera Express 9. Fotografer Gaek H Dulmukti Jaya, Tak

H Ismail Djalili

Suasana pemakaman tokoh pers Sumsel, Drs H Ismail Djalili di TPU Puncak Sekuning, Minggu sore. (Foto: Facebook arif ardiansyah) Tokoh Pers Sumsel Meninggal Palembang, Berita duka menyelimuti dunia pers di Sumsel. Seorang tokoh pers di Sumsel, Drs H Ismail Djalili, menghembuskan nafas terakhirnya Minggu (6/2/2011) sekitar pukul 07.30 di RS RK Charitas Palembang.. Masyarakat Sumatera Selatan, utamanya insan jurnalis sangat kehilangan sosok Ismail yang dikenal sebagai pekerja keras, disiplin dan tegas. Selama hidupnya, almarhum telah mengabdikan dirinya di dunia pers. Beliau sempat memimpin PWI Sumsel. Dan mendirikan lembaga pendidikan yang kini mengelola Program Pasca Sarjana. Pendidikan S-1 dan SLTA di Sekip Ujung Palembang. Lembaga yang didirikannya itu adalah STISIPOL Candaradimuka. Ia meninggalkan seorang istri, Lien Suharlina, dua anak, Lis Hapari dan Lisdestriani Rahmani. Serta empat orang cucu, Aidri, Rere, Utiyah Nurahmadani, dan Isnin Nurulfallah. Jenazah pendiri Stisipol Cha