Langsung ke konten utama

Wartawan Korban Kekerasan

Wartawan Lubuklingau Gelar Aksi Anti-Kekerasan Terhadap Pers

Minggu, 04 Januari 2009

Lubuklinggau, Sumsel (ANTARA News) - Puluhan wartawan yang bertugas di Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan (Sumsel), yang tergabung ke dalam Forum Solidaritas Insan Pers (FORSIP) melakukan aksi keprihatinan terhadap kekerasan yang menimpa kalangan pekerja pers di daerah itu.



"Stop dan hentikan kekerasan terhadap kalangan pekerja pers, tahun 2008 merupakan tahun terburuk bagi wartawan Indonesia di Kota Lubuk Linggau," kata Edy Supriyadi, wartawan senior dan anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) yang menjadi koordinator lapangan (korlap) aksi tersebut, Jumat (2/1).



Dia menjelaskan, kasus terakhir pada tahun 2008 telah menimpa Ade Stya Pratama wartawan Sriwijaya Pos (Sripo) Palembang, menjadi korban kebrutalan pereman salah seorang kontraktor lokal.



Aksi puluhan wartawan yang bertugas di Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas(Mura) itu, mendatangi kantor Polres setempat dengan membawa beraneka macam spanduk dan pamplet serta menyerahkan surat dukungan kepada polisi untuk menangkap pelaku yang saat ini masih buron.



Pada kesempatan yang sama juga para wartawan itu menyerahkan selebaran teatrikal bentuk kekerasan kepada polisi, yang pernah dialami Wartawan Sumsel saat melakukan tugas jurnalistik meliput proyek pembangunan jalan diduga amburadul.



FORSIP dalam kesempatan itu, juga sempat mengecam kinerja kepolisian, karena belum berhasil mengungkap pelaku tindak kekerasan terhadap wartawan itu.



Kepala Kepolisian Rsort (Kapolres) Lubuklinggau, AKBP Drs H Yohanes Soehermanto, di hadapan wartawan tersebut berjanji akan mengusut tuntas tindak kekerasan itu, namun pihaknya masih kesulitan menangkap pelaku yang sudah melarikan diri ke daerah lain.



"Kita masih punya cara untuk menciduk pelaku kendati sudah ke luar daerah itu," katanya.



Ia menolak tudingan masyarakat pers selama ini bahwa kasus kekerasan itu akan dihentikan secara diam-diam.



Pihak polisi sudah berupaya maksimal dan melakukan pengejaran hingga ke beberapa daerah, namun sejauh ini belum berhasil menangkap pelakunya.



"Kita sudah berupaya maksimal dengan melakukan pengejaran hingga ke beberapa daerah, seperti Lampung, Jambi hingga ke Jakarta namun belum berhasil menemukan pelaku," kata Yohanes menambahkan. (*)


http://pwi.or.id/index.php/Berita-PWI/Wartawan-Lubuklingau-Gelar-Aksi-Anti-Kekerasan-Terhadap-Pers.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Sinar Harapan

LINTAS SEJARAH SINAR HARAPAN Sinar Harapan terbit perdana pada tanggal 27 April 1961. Tokoh – tokoh yang terlibat dalam upaya pendirian Sinar Harapan adalah : Dr. Komang Makes; Lengkong; Ds. Roesman Moeljodwiatmoko; Simon Toreh; Prof. Dr. Soedarmo; J.B. Andries; Dr. J. Leimena; Supardi; Ds. Soesilo; Ds. Saroempaet; Soehardhi; Ds.S. Marantika; Darius Marpaung; Prof. Ds. J.L.Ch. Abineno; J.C.T. Simorangkir SH; Ds. W.J. Rumambi; H.G. Rorimpandey; Sahelangi; A.R.S.D. Ratulangi; Dra. Ny. B. Simorangkir Pada awal pendirian, H.G. Rorimpandey dipercaya sebagai Pemimpin Umum, sedangkan Ketua Dewan Direksi adalah J.C.T Simorangkir dan Pelaksana Harian adalah Soehardhi. Pada awalnya (27 April 1961), oplah Sinar Harapan hanya sekitar 7.500 eksemplar. Namun pada akhir tahun 1961, oplahnya melonjak menjadi 25.000 eksemplar. Seiring dengan perkembangan waktu, Sinar Harapan terus berkembang menjadi koran nasional terkemuka serta dikenal sebagai “raja koran sore”. Sebagai ilustrasi, pada tahu

Sejarah Sumatera Ekspres

Sejarah Sumatera Ekspres: http://bukuteje.blogspot.com/2009_02_01_archive.html PENULIS: T Junaidi Sejarah Harian Sumatera Ekspres & 15 Tahun Bersama Jawa Pos Group Detik-Detik Menegangkan di Ruang Redaksi ---------------------------- Lay out & Artistik : T Junaidi dan Hellendri Fotografer : H Dulmukti Djaja Penerbit : PT Citra Bumi Sumatera Percetakan : JP Book ---------------------------------------------------------------------------- I. Kata Pengantar H Suparno Wonokromo (CEO Jawa Pos Indonesia Timur) II. Pengantar (Penulis, T Junaidi) III. DAFTAR ISI 1. Negosiasi Buntu, Hanya Ada Satu Kata MOGOK! 2. Ya Wartawan, Ya Sirkulasi, Ya Advertising 3. ’Hoki’ Era Reformasi 4. Kantor Terburuk di ’Dunia’, Kini Gedung Graha Pena 5. ’Embrio’ Sumeks Menjelma Gurita 6. Sumeks Juara I Perwajahan Jawa Pos Group 7. Wajah Media Cermin Manajemen Redaksi IV. CATATAN HARIAN - Dari Titik Nol 8. Muntako BM, Jual Kursi untuk Selamatkan SIUPP Sumatera Express 9. Fotografer Gaek H Dulmukti Jaya, Tak

H Ismail Djalili

Suasana pemakaman tokoh pers Sumsel, Drs H Ismail Djalili di TPU Puncak Sekuning, Minggu sore. (Foto: Facebook arif ardiansyah) Tokoh Pers Sumsel Meninggal Palembang, Berita duka menyelimuti dunia pers di Sumsel. Seorang tokoh pers di Sumsel, Drs H Ismail Djalili, menghembuskan nafas terakhirnya Minggu (6/2/2011) sekitar pukul 07.30 di RS RK Charitas Palembang.. Masyarakat Sumatera Selatan, utamanya insan jurnalis sangat kehilangan sosok Ismail yang dikenal sebagai pekerja keras, disiplin dan tegas. Selama hidupnya, almarhum telah mengabdikan dirinya di dunia pers. Beliau sempat memimpin PWI Sumsel. Dan mendirikan lembaga pendidikan yang kini mengelola Program Pasca Sarjana. Pendidikan S-1 dan SLTA di Sekip Ujung Palembang. Lembaga yang didirikannya itu adalah STISIPOL Candaradimuka. Ia meninggalkan seorang istri, Lien Suharlina, dua anak, Lis Hapari dan Lisdestriani Rahmani. Serta empat orang cucu, Aidri, Rere, Utiyah Nurahmadani, dan Isnin Nurulfallah. Jenazah pendiri Stisipol Cha