Unesco Gelar Pelatihan Meliput Pemilu
Palembang:
Meliput pemilu, harus dibekali ’ilmu’. Agar tak sekadar menjadi arena pacuan kuda, pemberitaan media diharapkan juga bisa menjadi watch dog. Karenanya, 15 wartawan di Palembang dilatih oleh Unesco selama dua hari di Hotel Home Inn.
Mulai Senin (23/3) hingga Selasa (24/3) narasumber dar Unesco seperti Arya, Hanif Suranto, J Judy Ramdojo, dan P Bambang Wisudo memberikan pencerahan agar peliputan pemilu bisa sukses. ”Jangan hanya pemilunya yang sukses, peliputannya juga harus sukses,” kata P Bambang Wisudo.
Tak ubahnya olimpiade. Bagi wartawan politik, pemilu merupakan peristiwa penting. Sama halnya olmpiade bagi wartawan olahraga.
Karenanya, wajar, pesta demokrasi ini mendapat perhatian serius dari kalangan media massa, tempat wartawan bekerja. Pelatihan ini sendri yang gagas oleh Unesco dan LSPP (Lembaga Studi Pers dan Pembangunan) memang diadakan agar pemberitaan media berkaitan pemilu bisa membawa effect yang damai.
”Memang tema pelatihan adalah Pelatihan Peliputan Pemilu dengan Perspektif Jurnalis Damai,” tambah panitia lokal, Wenny Ramdiastuti dari Sriwijaya Post.
Pelatihan ini diikuti oleh para wartawan berbagai media. Bangun P Lubis (Suara Pembaruan), Sugeng Haaryadi (Sriwijaya Post), Muhamad Uzair (Seputar Indonesia), Arif Ardiansyah (Tempo), Kurniawan (Agung Post), Muhamad Nasir (Sinar Harapan), Irwan Wahyudi (Bisnis Indonesia), dan Ida Syahrul (Jurnal Nasional), Anton Radianto Fadli (Berita Pagi), Reza (Radio Sonora), Hermanto (Sumatera Eskpres). Juga wartawan dari Kompas, Radar Palembang, Palembang Pos, dan Transparan. (**)
Komentar