Langsung ke konten utama

Sekwan Sumsel Caci Maki Pers

Sekwan Sumsel Caci-Maki Pers,
Gubernur-Ketua DPRD Tegur Keras

Palembang (SI) Teguran keras terhadap sikap arogan Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Sumsel Sofyan Machmud datang dari Gubernur Sumsel H Alex Noerdin dan Ketua Dewan H Zamzami Ahmad.


Kedua pejabat itu mengungkapkan, sikap Sekwan yang mencaci maki pers tidak pantas dilakukan seorang pejabat, apalagi setingkat eselon II di lingkungan Pemprov Sumsel. Alex bahkan menyayangkan sikap yang ditunjukkan Sekwan yang dinilainya menyepelekan persoalan keamanan di Gedung DPRD Sumsel. Alex pun berjanji akan menegur keras kinerja dan sikap Sekwan yang dinilai tidak pantas dilakukan.

“Pengamanannya (Gedung DPRD Sumsel) memang dari Pol PP dan dikoordinasikan Sekwan. Harusnya sikap Sekwan tidak boleh seperti itu,” ujar Alex sebelum memimpin rapat staf di Kantor Gubernur kemarin. Kekecewaan orang nomor satu di Sumsel itu juga semakin menjadi- jadi setelah mengetahui kasus pencurian, bahkan kehilangan sepeda motor kerap terjadi di gedung wakil rakyat itu.Atas alasan inilah, menurut Alex, sudah sepantasnya kantor pemerintahan, seperti Gedung DPRD, tidak boleh terjadi kasus pencurian apalagi sepeda motor.

“Sudah pasti pengamanan (di Gedung DPRD Sumsel) akan kami perketat,” ucapnya. Sementara itu, Ketua DPRD Sumsel H Zamzami Achmad dalam pernyataannya menilai Sekwan tidak beretika dan tidak pantas dilontarkan seorang pejabat. Seharusnya, kata Zamzami, sebagai seorang pejabat,Sekwan harus bijak menyikapi persoalan tersebut. Khusus terhadap kritikan lemahnya pengamanan di Gedung DPRD, juga harus diakui dan perlu dibenahi secara tuntas.

Untuk itu, ujar Zamzami, ke depannya sistem pengamanan di Gedung DPRD Sumsel akan dievaluasi sehingga segala bentuk pencurian, bahkan hilangnya sepeda motor tidak terjadi lagi. “Sekwan harusnya dapat menerima dengan baik (kritikan soal pengamanan), termasuk soal sistem pengamanan di tempat itu (Gedung DPRD Sumsel), bukan melontarkan caci maki itu. Itu tidak pantas dilakukan seorang pejabat,”katanya.

Zamzami juga menilai,ungkapan tahi kucing yang dilontarkan Sekwan kepada pers terkait keamanan di Gedung DPRD Sumsel menunjukkan seorang pejabat tersebut tidak pantas sebagai pelayanan publik.Apalagi, dengan maraknya pencurian di Gedung DPRD Sumsel,membuktikan kinerja yang bersangkutan tidak becus. ”Sepulang saya dari Batam,langsung saya tegur dia (Sekwan).

Sikap sekwan sangat tidak pantas,”tandasnya. Zamzami menambahkan,di gedung wakil rakyat yang notabene jumlah tamu tidak bisa dibatasi itu sudah seharusnya memiliki pengamanan ketat dan tepat.Apalagi, tamu-tamu yang datang menggunakan kendaraan jenis apa saja, mulai mobil, sepeda motor, hingga sepeda. Karena itu, Sekwan seharusnya dapat menerapkan sistem pengamanan di Gedung DPRD Sumsel.

”Ke depannya pengamanan di Gedung DPRD Sumsel akan menggunakan sistem kartu sehingga setiap kendaraan yang masuk harus memiliki kartu. Ketika hendak keluar, kartu tersebut harus ditunjukkan kepada petugas. Bila tidak ada (kartu),kendaraan dapat ditahankarenapatutdicurigai,” ujardia. Sebelumnya, ungkapan penyesalan atas sikap Sekwan juga dilontarkan pengamat politik Universitas Sriwijaya (Unsri) Alfitri.

Dia mengatakan, lontaran caci maki pejabat publik seperti Sekwan DPRD Sumsel Sofyan Machmud kepada pers merupakan sikap arogansi kekuasaan. Karena itu, pejabat publik seperti itu tidak pantas dipertahankan.Apalagi, pers memiliki kewenangan untuk mencari informasi sejelas-jelasnya sehingga sudah sepantasnya mendapatkan perlakuan yang layak. Bahkan, jika ada pejabat publik yang bersikap kasar dan tidak santun atau menghalangi pers mendapatkan informasi, jelas melanggar undang-undang dan dapat dituntut sesuai hukum berlaku.

”Penyataan kasar dan mencaci maki itu bisa dituntut. Di sini pers tentu menjalankan tugasnya sebagaimana mestinya,”tandasnya. Seperti diberitakan SI,Gedung DPRD Sumsel rawan pencurian kendaraan bermotor.Berita ini dibuat menyusul maraknya kasus pencurian di gedung Dewan dalam satu bulan terakhir. Bahkan, sedikitnya sudah ada lima peristiwa pencurian terjadi, salah satunya raibnya ponsel milik anggota DPRD Sumsel Arudji Kartawinata di ruang kerjanya belum lama ini.

Terakhir, Jumat (27/3), peristiwa pencurian menimpa salah seorang wartawan SI,Fajri,26,saat sedang melaksanakan tugas peliputan di gedung tersebut. Sepeda motor yang hilang berupa motor Supra X 125 BG 2681 UQ hitam silver. Akibat kejadian itu, yang bersangkutan mengalami kerugian sekitar Rp15,5 juta. (iwan setiawan/siera)

dikutip dari: http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/226195/

Komentar

David Pangemanan mengatakan…
INI BUKTINYA : PUTUSAN SESAT PERADILAN INDONESIA

Putusan PN. Jkt. Pst No.Put.G/2000/PN.Jkt.Pst membatalkan demi hukum atas Klausula Baku yang digunakan Pelaku Usaha. Putusan ini telah dijadikan yurisprudensi.
Sebaliknya, putusan PN Surakarta No.13/Pdt.G/2006/PN.Ska justru menggunakan Klausula Baku untuk menolak gugatan. Padahal di samping tidak memiliki Seritifikat Jaminan Fidusia, Pelaku Usaha/Tergugat (PT. Tunas Financindo Sarana) terindikasi melakukan suap di Polda Jateng.
Ajaib. Di zaman terbuka ini masih ada saja hakim yang berlagak 'bodoh', lalu seenaknya membodohi dan menyesatkan masyarakat, sambil berlindung
di bawah 'dokumen dan rahasia negara'. Maka benarlah statemen KAI : "Hukum negara Indonesia berdiri diatas pondasi suap". Bukti nyata moral sebagian hakim negara ini sudah sangat jauh sesat terpuruk dalam kebejatan.
Quo vadis hukum Indonesia?

David
(0274)9345675

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Sinar Harapan

LINTAS SEJARAH SINAR HARAPAN Sinar Harapan terbit perdana pada tanggal 27 April 1961. Tokoh – tokoh yang terlibat dalam upaya pendirian Sinar Harapan adalah : Dr. Komang Makes; Lengkong; Ds. Roesman Moeljodwiatmoko; Simon Toreh; Prof. Dr. Soedarmo; J.B. Andries; Dr. J. Leimena; Supardi; Ds. Soesilo; Ds. Saroempaet; Soehardhi; Ds.S. Marantika; Darius Marpaung; Prof. Ds. J.L.Ch. Abineno; J.C.T. Simorangkir SH; Ds. W.J. Rumambi; H.G. Rorimpandey; Sahelangi; A.R.S.D. Ratulangi; Dra. Ny. B. Simorangkir Pada awal pendirian, H.G. Rorimpandey dipercaya sebagai Pemimpin Umum, sedangkan Ketua Dewan Direksi adalah J.C.T Simorangkir dan Pelaksana Harian adalah Soehardhi. Pada awalnya (27 April 1961), oplah Sinar Harapan hanya sekitar 7.500 eksemplar. Namun pada akhir tahun 1961, oplahnya melonjak menjadi 25.000 eksemplar. Seiring dengan perkembangan waktu, Sinar Harapan terus berkembang menjadi koran nasional terkemuka serta dikenal sebagai “raja koran sore”. Sebagai ilustrasi, pada tahu

Sejarah Sumatera Ekspres

Sejarah Sumatera Ekspres: http://bukuteje.blogspot.com/2009_02_01_archive.html PENULIS: T Junaidi Sejarah Harian Sumatera Ekspres & 15 Tahun Bersama Jawa Pos Group Detik-Detik Menegangkan di Ruang Redaksi ---------------------------- Lay out & Artistik : T Junaidi dan Hellendri Fotografer : H Dulmukti Djaja Penerbit : PT Citra Bumi Sumatera Percetakan : JP Book ---------------------------------------------------------------------------- I. Kata Pengantar H Suparno Wonokromo (CEO Jawa Pos Indonesia Timur) II. Pengantar (Penulis, T Junaidi) III. DAFTAR ISI 1. Negosiasi Buntu, Hanya Ada Satu Kata MOGOK! 2. Ya Wartawan, Ya Sirkulasi, Ya Advertising 3. ’Hoki’ Era Reformasi 4. Kantor Terburuk di ’Dunia’, Kini Gedung Graha Pena 5. ’Embrio’ Sumeks Menjelma Gurita 6. Sumeks Juara I Perwajahan Jawa Pos Group 7. Wajah Media Cermin Manajemen Redaksi IV. CATATAN HARIAN - Dari Titik Nol 8. Muntako BM, Jual Kursi untuk Selamatkan SIUPP Sumatera Express 9. Fotografer Gaek H Dulmukti Jaya, Tak

H Ismail Djalili

Suasana pemakaman tokoh pers Sumsel, Drs H Ismail Djalili di TPU Puncak Sekuning, Minggu sore. (Foto: Facebook arif ardiansyah) Tokoh Pers Sumsel Meninggal Palembang, Berita duka menyelimuti dunia pers di Sumsel. Seorang tokoh pers di Sumsel, Drs H Ismail Djalili, menghembuskan nafas terakhirnya Minggu (6/2/2011) sekitar pukul 07.30 di RS RK Charitas Palembang.. Masyarakat Sumatera Selatan, utamanya insan jurnalis sangat kehilangan sosok Ismail yang dikenal sebagai pekerja keras, disiplin dan tegas. Selama hidupnya, almarhum telah mengabdikan dirinya di dunia pers. Beliau sempat memimpin PWI Sumsel. Dan mendirikan lembaga pendidikan yang kini mengelola Program Pasca Sarjana. Pendidikan S-1 dan SLTA di Sekip Ujung Palembang. Lembaga yang didirikannya itu adalah STISIPOL Candaradimuka. Ia meninggalkan seorang istri, Lien Suharlina, dua anak, Lis Hapari dan Lisdestriani Rahmani. Serta empat orang cucu, Aidri, Rere, Utiyah Nurahmadani, dan Isnin Nurulfallah. Jenazah pendiri Stisipol Cha