Langsung ke konten utama

aktor intelektual pembacokan wartawan diusut

Wartawan Desak Polisi Usut Aktor Intelektual Pembacokan Wartawan

Palembang:

Aparat kepolisian didesak untuk segera meringkus pelaku intelektual di balik kasus pembacokan yang menimpa enam awak media surat kabar umum (SKU) mingguan Media Rakyat.



Belasan wartawan dari sejumlah koran mingguan Sumsel yang tergabung dalam Solidaritas Wartawan Anti-Kekerasan Senin (11/7) mendatangi Polda Sumsel guna mendesak aparat kepolisian segera menuntaskan kasus ini dan menangkap para pelaku pembacokan.

”Sebenarnya sudah banyak sekali LSM dan OKP yang ingin turun ke jalan, mengajak kami bersama-sama melakukan sweeping langsung guna menangkap pelakunya. Tapi kami larang dan biarlah kasus ini kami percayakan kepada pihak kepolisian, dalam hal ini Polresta Palembang,” kata Dedi, juru bicara koran mingguan yang juga awak dari koran SKU mingguan Media Rakyat.

Dedi dan belasan wartawan lainnya diterima Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sumsel Komisaris Besar (Kombes) Pol Sabaruddin Ginting dan Kepala Polresta Palembang Kombes Pol Agus Sulistiyono.


Kapolresta Kombes Agus Sulistiyono menyatakan, untuk menangkap para pelaku penganiayaan yang identitasnya sudah diketahui, dia telah menerjunkan tiga tim. Setiap jam tim memberikan laporan terkait perkembangan kasus pembacokan tersebut.

”Jadi, kami ini sudah bergerak sejak kasus ini dilaporkan. Kami juga sudah beberapa kali, bahkan berulang kali melakukan penggerebekan di rumah para pelaku, tapi hasilnya masih nihil,” ungkap Agus. Mengenai harapan agar otak pelaku penganiayaan ditangkap, Agus belum bisa mengarah ke sana selama pelaku penganiayaan belum tertangkap.

”Jadi, tolong tetap bersabar. Sebab, kalau pelakunya belum tertangkap, kami tidak bisa tahu apakah ada yang menyuruh atau tidak,” katanya.


Korban Diperiksa


Terpisah, penyidik Polresta Palembang memeriksa Pimpinan Umum dan Redaktur Pelaksana SKU Media Rakyat yang menjadi korban pembacokan sekelompok orang tidak dikenal beberapa waktu lalu itu. Korban yang masih dalam tahap penyembuhan itu didampingi kuasa hukumnya, Aprili Firdaus dan Andre Meilansyah, dari Kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Palembang.

MenurutAndre, kliennya hadir di hadapan penyidik guna dimintai keterangan seputar peristiwa yang terjadi. “Kami berharap pihak kepolisian mengambil tindakan tegas dan segera mengungkap pelaku serta otak intelektual di balik kasus ini. Sebab, kami menilai kasus ini bukan sekadar tindakan kriminal biasa, melainkan memang sudah direncanakan dan ini ada yang memerintahkan,” ungkapnya saat mendampingi kliennya di Polresta Palembang.

Menurut dia, saat ini kondisi kliennya memang secara fisik sudah cukup baik. Namun, psikis akibat peristiwa yang menimpa cukup menimbulkan rasa trauma yang mendalam dan menghambat dalam menjalankan tugasnya sebagai pekerja media.

“Bagaimanapun juga, yang namanya tindakan kekerasan apalagi terhadap pekerja media itu tidak dibenarkan. Karena media merupakan simbol demokrasi bagi bangsa ini.Ya,kita meminta aparat penegak hukum untuk profesional dalam menuntaskan kasus ini,”pintanya.

Pihaknya juga melayangkan surat kepada Komnas HAM dan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). Hal ini dilakukan untuk melindungi hak dan keselamatan bagi korban. PimpinanUmumSKUMedia Rakyat yang juga menjadi korban pembacokan,Asril Chaniago, menyerahkan pakaian yang dikenakan saat terjadi pembacokan kepada penyidik guna dijadikan barang bukti.Akibat sabetan pedang saat kejadian, bajubercorakgaris-gariscokelat itu robek bagian bawahnya.


Sekadar mengingatkan, peristiwa pembacokan sadis yang dialami enam awak SKUMedia Rakyat itu terjadi pada Selasa (5/7) di Rumah makan Bu Henny, Jalan Radial,Palembang. Enam korban pembacokan itu yakni Asriel Chaniago (pimpinan umum), Herna Zaldy (pimpinan redaksi), Akmal Kudus (redaktur pelaksana), Nasrullah (layout), Syaiful Bahri dan Reza Bastari (wartawan). (sir)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Sinar Harapan

LINTAS SEJARAH SINAR HARAPAN Sinar Harapan terbit perdana pada tanggal 27 April 1961. Tokoh – tokoh yang terlibat dalam upaya pendirian Sinar Harapan adalah : Dr. Komang Makes; Lengkong; Ds. Roesman Moeljodwiatmoko; Simon Toreh; Prof. Dr. Soedarmo; J.B. Andries; Dr. J. Leimena; Supardi; Ds. Soesilo; Ds. Saroempaet; Soehardhi; Ds.S. Marantika; Darius Marpaung; Prof. Ds. J.L.Ch. Abineno; J.C.T. Simorangkir SH; Ds. W.J. Rumambi; H.G. Rorimpandey; Sahelangi; A.R.S.D. Ratulangi; Dra. Ny. B. Simorangkir Pada awal pendirian, H.G. Rorimpandey dipercaya sebagai Pemimpin Umum, sedangkan Ketua Dewan Direksi adalah J.C.T Simorangkir dan Pelaksana Harian adalah Soehardhi. Pada awalnya (27 April 1961), oplah Sinar Harapan hanya sekitar 7.500 eksemplar. Namun pada akhir tahun 1961, oplahnya melonjak menjadi 25.000 eksemplar. Seiring dengan perkembangan waktu, Sinar Harapan terus berkembang menjadi koran nasional terkemuka serta dikenal sebagai “raja koran sore”. Sebagai ilustrasi, pada tahu

Sejarah Sumatera Ekspres

Sejarah Sumatera Ekspres: http://bukuteje.blogspot.com/2009_02_01_archive.html PENULIS: T Junaidi Sejarah Harian Sumatera Ekspres & 15 Tahun Bersama Jawa Pos Group Detik-Detik Menegangkan di Ruang Redaksi ---------------------------- Lay out & Artistik : T Junaidi dan Hellendri Fotografer : H Dulmukti Djaja Penerbit : PT Citra Bumi Sumatera Percetakan : JP Book ---------------------------------------------------------------------------- I. Kata Pengantar H Suparno Wonokromo (CEO Jawa Pos Indonesia Timur) II. Pengantar (Penulis, T Junaidi) III. DAFTAR ISI 1. Negosiasi Buntu, Hanya Ada Satu Kata MOGOK! 2. Ya Wartawan, Ya Sirkulasi, Ya Advertising 3. ’Hoki’ Era Reformasi 4. Kantor Terburuk di ’Dunia’, Kini Gedung Graha Pena 5. ’Embrio’ Sumeks Menjelma Gurita 6. Sumeks Juara I Perwajahan Jawa Pos Group 7. Wajah Media Cermin Manajemen Redaksi IV. CATATAN HARIAN - Dari Titik Nol 8. Muntako BM, Jual Kursi untuk Selamatkan SIUPP Sumatera Express 9. Fotografer Gaek H Dulmukti Jaya, Tak

H Ismail Djalili

Suasana pemakaman tokoh pers Sumsel, Drs H Ismail Djalili di TPU Puncak Sekuning, Minggu sore. (Foto: Facebook arif ardiansyah) Tokoh Pers Sumsel Meninggal Palembang, Berita duka menyelimuti dunia pers di Sumsel. Seorang tokoh pers di Sumsel, Drs H Ismail Djalili, menghembuskan nafas terakhirnya Minggu (6/2/2011) sekitar pukul 07.30 di RS RK Charitas Palembang.. Masyarakat Sumatera Selatan, utamanya insan jurnalis sangat kehilangan sosok Ismail yang dikenal sebagai pekerja keras, disiplin dan tegas. Selama hidupnya, almarhum telah mengabdikan dirinya di dunia pers. Beliau sempat memimpin PWI Sumsel. Dan mendirikan lembaga pendidikan yang kini mengelola Program Pasca Sarjana. Pendidikan S-1 dan SLTA di Sekip Ujung Palembang. Lembaga yang didirikannya itu adalah STISIPOL Candaradimuka. Ia meninggalkan seorang istri, Lien Suharlina, dua anak, Lis Hapari dan Lisdestriani Rahmani. Serta empat orang cucu, Aidri, Rere, Utiyah Nurahmadani, dan Isnin Nurulfallah. Jenazah pendiri Stisipol Cha