Langsung ke konten utama

Presiden dan kebebasan pers

Yudhoyono Tak Siap Dikritik Pers

Penulis : Ruhut Ambarita

(foto:dok/ist)

JAKARTA - Ketua Dewan Pembina DPP Partai Demokrat yang juga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dinilai tidak siap menghadapi kritik yang dilancarkan pers. Di sisi lain, kritik Yudhoyono terhadap pers dinilai tidak proporsional.

Anggota Dewan Pers Agus Sudibyo dalam diskusi bertajuk "Demokrat Pecah, Pers Disalahkan" di Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis (14/7), mengatakan SBY sebagai pemimpin tak siap ketika pers mengambil posisi berhadapan mengkritik dirinya.

Menurut Agus, hubungan pers dan SBY itu benci namun rindu. SBY sebagai pemimpin negara dan partai politik pemenang pemilu semestinya tahu bahwa pers Indonesia profesional. Itu suatu hal yang tidak dipahami dan dilupakan oleh SBY. "(Pers) Siap untuk membangun, tapi juga siap mengkritik," ujarnya.

Selain itu, ia mengatakan, sikap SBY yang menyalahkan pers terkait pemberitaan Partai Demokrat belakangan ini tidak proporsional. Di sisi lain, Agus juga mengevaluasi pemberitaan media massa terkait kasus suap dan korupsi yang menyeret sejumlah nama petinggi Partai Demokrat, di antaranya mantan Bendahara Umum DPP Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin.

Dalam kasus Nazaruddin, menurut Agus, pers semestinya sudah tidak lagi bertumpu pada pernyataan orang atau jurnalisme statement, melainkan harus memulai melakukan jurnalisme investigasi untuk menguji kebenaran dari informasi yang disampaikan Nazaruddin. "Fungsi media bukan sekadar menyampaikan," kata Agus.

Sementara itu, pakar komunikasi Tjipta Lesmana mengatakan, sikap SBY yang menjatuhkan kesalahan kepada pers merupakan pelecehan terhadap media massa.

Menurut Tjipta, penasihat atau tim media SBY lemah sehingga langkah SBY menyalahkan pers untuk menyikapi pemberitaan media massa soal kasus Nazaruddin dan Partai Demokrat salah kaprah. "Justru bikin gaduh," ujarnya.

Tjipta mengatakan, informasi yang disampaikan lewat pesan singkat BlackBerry sah dan tidak salah untuk dijadikan sumber berita oleh wartawan. Namun, Tijpta meminta wartawan juga harus bisa menjamin bahwa berita itu dibuat sesuai informasi yang diterima.


http://www.sinarharapan.co.id/content/read/yudhoyono-tak-siap-dikritik-pers/


sinar harapan, jumat 15 Juli 2011

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Sinar Harapan

LINTAS SEJARAH SINAR HARAPAN Sinar Harapan terbit perdana pada tanggal 27 April 1961. Tokoh – tokoh yang terlibat dalam upaya pendirian Sinar Harapan adalah : Dr. Komang Makes; Lengkong; Ds. Roesman Moeljodwiatmoko; Simon Toreh; Prof. Dr. Soedarmo; J.B. Andries; Dr. J. Leimena; Supardi; Ds. Soesilo; Ds. Saroempaet; Soehardhi; Ds.S. Marantika; Darius Marpaung; Prof. Ds. J.L.Ch. Abineno; J.C.T. Simorangkir SH; Ds. W.J. Rumambi; H.G. Rorimpandey; Sahelangi; A.R.S.D. Ratulangi; Dra. Ny. B. Simorangkir Pada awal pendirian, H.G. Rorimpandey dipercaya sebagai Pemimpin Umum, sedangkan Ketua Dewan Direksi adalah J.C.T Simorangkir dan Pelaksana Harian adalah Soehardhi. Pada awalnya (27 April 1961), oplah Sinar Harapan hanya sekitar 7.500 eksemplar. Namun pada akhir tahun 1961, oplahnya melonjak menjadi 25.000 eksemplar. Seiring dengan perkembangan waktu, Sinar Harapan terus berkembang menjadi koran nasional terkemuka serta dikenal sebagai “raja koran sore”. Sebagai ilustrasi, pada tahu...

Sejarah Sumatera Ekspres

Sejarah Sumatera Ekspres: http://bukuteje.blogspot.com/2009_02_01_archive.html PENULIS: T Junaidi Sejarah Harian Sumatera Ekspres & 15 Tahun Bersama Jawa Pos Group Detik-Detik Menegangkan di Ruang Redaksi ---------------------------- Lay out & Artistik : T Junaidi dan Hellendri Fotografer : H Dulmukti Djaja Penerbit : PT Citra Bumi Sumatera Percetakan : JP Book ---------------------------------------------------------------------------- I. Kata Pengantar H Suparno Wonokromo (CEO Jawa Pos Indonesia Timur) II. Pengantar (Penulis, T Junaidi) III. DAFTAR ISI 1. Negosiasi Buntu, Hanya Ada Satu Kata MOGOK! 2. Ya Wartawan, Ya Sirkulasi, Ya Advertising 3. ’Hoki’ Era Reformasi 4. Kantor Terburuk di ’Dunia’, Kini Gedung Graha Pena 5. ’Embrio’ Sumeks Menjelma Gurita 6. Sumeks Juara I Perwajahan Jawa Pos Group 7. Wajah Media Cermin Manajemen Redaksi IV. CATATAN HARIAN - Dari Titik Nol 8. Muntako BM, Jual Kursi untuk Selamatkan SIUPP Sumatera Express 9. Fotografer Gaek H Dulmukti Jaya, Tak ...

Drs. Anak Bagus Gde Satria Naradha (Ketua Komisi Pemberdayaan Organisasi

ABG Satria Naradha, Anggota Dewan Pers dari unsur pimpinan perusahaan pers. Ia termasuk pelopor berdirinya Asosiasi Televisi Lokal Indonesia (ATVLI), mendirikan Bali TV serta membidani kelahiran sejumlah televisi di daerah, seperti Jogja TV, Bandung TV, Cakra TV, Sriwijaya TV, dan Aceh TV. Menjabat sebagai Pemimpin Umum dan Pemimpin Redaksi Bali Post, harian berpengaruh di Bali, sampai kemudian menjadi Pimpinan Kelompok Media Bali Post (KMBP). Kelompok media ini membawahi sejumlah media cetak dan elektronik di Bali serta daerah lainnya. Lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Surabaya ini adalah anggota Word Association of Newspaper. Di Jakarta, pada awal 2007, mendirikan harian Bisnis Jakarta yang dibagikan gratis. E-mail: naradha@indo.net.id